Tahun 1982, dokter AS menemukan sebuah penyakit baru. Sebuah penyakit menyerang kekebalan tubuh sehingga menurun dan menjadi rentan terhadap penyakit lainnya.
Penyakit utama ini dinamakan AIDS. Lalu tahun 1983, para ilmuan dari Lembaga Pasteur di Paris dan juga tim peneliti di AS menemukan agen penyebab penyakit ini. Sebuah virus, yang dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penelitian lebih lanjut menunjukkan kalau HIV terbagi menjadi dua tipe: HIV-1 dan HIV-2. Pada orang yang terinfeksi HIV-2, AIDS butuh waktu lama untuk berkembang; namun, seorang yang memiliki HIV di tubuhnya, tidak menjamin kalau ia akan mengalami AIDS. Kasusnya terbukti pada pemain basket Earvin Johnson yang di diagnosa HIV positif. Saat itu orang menduga kalau orang yang HIV positif berarti akan mendapatkan AIDS dan segera mengalami kematian. Tidak demikian dengan Earvin Johnson, dan dari kasus ini beserta kasus-kasus sejenis, para peneliti menyimpulkan kalau seorang HIV positif belum tentu pasti akan menderita AIDS.
Asal usul HIV tidaklah diketahui. Salah satu hipotesis mengatakan kalau untai utama (M) HIV muncul karena penggunaan vaksin anti poliomyelitis yang telah disiapkan dengan membiakkan virus polio pada sel primata non manusia. Diajukan kalau untai simian virus penurun kekebalan ini (SIV) pada awalnya ada dalam kultur sel dan mengkontaminasi vaksin. Lalu vaksin ini memasuki populasi manusia yang divaksinasi (terutama di Kongo) di akhir tahun 1950. Studi selanjutnya pada virus dari daerah Kongo ternyata tidak mendukung hipotesis ini.
Perkiraan yang paling kuat dari hubungan evolusi menunjukkan kalau HIV-1 datang lewat pergeseran inang dari simpanse ke manusia. Sementara itu, saat bukti filogenetik (pohon evolusi) ini diajukan bertahun yang lalu, para peneliti masih memilih hipotesis “HIV berasal dari spesies monyet yang belum diketahui identitasnya” karena tingginya seroprevalensi SIV pada spesies monyet. Walau begitu, bukti terbaru dari pembarisan SIV yang lebih luas dari simpanse menunjukkan kalau SIV dari simpanse dan HIV memiliki leluhur bersama yang paling baru. mekanisme pergeseran inang ini masih diperdebatkan dengan sengit, namun keyakinan umum menduga transfer lewat peningkatan kontak manusia – simpanse lewat produk darah, seperti penjagalan simpanse. Lokasi geografik yang mungkin tempat terjadinya transfer ini adalah Afrika Tengah. Perkiraan waktu terbentuknya HIV-1 diduga berada antara tahun 1915 – 1945.
0 komentar:
Post a Comment