Pasca Erupsi Merapi (AP Photo/Trisnadi)
VIVAnews - Hingga saat ini, sebanyak 213 warga di lereng Gunung Merapi dilaporkan hulang. Sebagian besar warga yang hilang adalah penduduk Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
"Kami meminta para pelapor memberikan ciri-ciri khusus dari orang yang dilaporkan hilang," kata petugas Disaster Victim Identification (DVI) Polda DIY, Kurniawan, di RS Sardjito, Selasa 9 November 2010.
Kurniawan menjelaskan, warga yang banyak melaporkan kehilangan berasal dari Cangkringan. "Karena daerah itu yang paling parah disapu awan panas," ujarnya.
Herman (24), salah satu warga Cangkringan, menjelaskan dirinya melaporkan sepupunya, Budianto dan Agung Nugroho. Dua warga Dusun Ngancar, Glagaharjo, Cangkringan itu hilang sejak Jumat 5 November. "Sejak Jumat saya terus mendatangi RS Sarjito untuk mengetahui keberadaan sepupu saya," jelasnya.
Dua sepupunya sempat ikut mengungsi sebelum letusan kedua Merapi pada 5 November 2010. Namun, Budianto dan Agung diduga sempat kembali ke rumahnya karena ingin memberi makan hewan ternaknya. "Sudah berulang kali dikontak tapi telepon selularnya tidak aktif," ujarnya.
Sementara itu, relawan dari Dompet Dhuafa kembali menemukan satu korban tewas atas nama Haryadi. Korban ditemukan di Pasar Jambon, Klaten. Jenazah saat ini sudah dibawa ke RS Sardjito.
Berdasarkan data dari Pusat Kominikasi Kesehatan, Selasa 9 November 2010, saat ini total korban Merapi akibat letusan 26 Oktober dan letusan 5 November mencapai 168 jiwa.
Sementara itu, sebanyak 1.105 warga dirawat di rumah sakit akibat menderita luka bakar. Jumlah pengungsi mencapai 279.779 jiwa.
• VIVAnews
0 komentar:
Post a Comment