Jika Anda sedang dalam proses perceraian atau berpisah, sebaiknya tinggalkan Facebook untuk sementara. Jika tidak, kehidupan Anda mungkin akan bertambah buruk.
Situs jejaring sosial ini menyebabkan peningkatan tajam dalam jumlah perceraian. Apapun yang diungkapkan di Facebook, Twitter maupun YouTube bisa dimanfaatkan sebagai bukti yang memberatkan di pengadilan.
Facebook memang sumber luar biasa untuk menemukan teman sekelas, rekan kerja atau teman baru. Ini seperti menghidupkan kembali api masa lalu.
Kehidupan Sue, bukan nama sebenarnya, yang berasal dari Alabama, Amerika Serikat, hancur sejak Oktober tahun lalu. Dia tidak sengaja membuka komputer rumah dan masuk ke akun Facebook. Sue kemudian menyadari bahwa ia telah masuk ke halaman akun Facebook milik suaminya.
Sue kemudian membuka kotak pesan dan menemukan berbagai surat elektronik yang dikirim seorang perempuan. Isinya menunjukkan betapa perempuan ini merindukan suaminya. Saya juga menemukan detil pertemuan dan apa saja yang mereka lakukan, ujar Sue.
Suami Sue ternyata berselingkuh dengan mantan pacarnya saat sekolah menengah. Perempuan ini pernah pindah dan mereka tidak pernah lagi berhubungan selama beberapa tahun. Sue mengatakan bahwa percakapan tersebut termasuk informasi pribadi seperti masalah perkawinan, hubungan intim dan lainnya.
Sue terus diam sambil mengumpulkan email rahasia, obrolan mereka dan perbaruan status suaminya. Dua hari setelah ulang tahunnya, Sue menuntut sang suami. Dia sempat membantah namun Sue langsung menunjukkan bukti. Mereka kemudian bercerai.
Pengacara Brian Oakes mengatakan bukti di situs jejaring sosial dapat digunakan di pengadilan. Dia melihat media tersebut memegang andil besar pada jumlah perceraian saat ini.
Orang akan menaruh apapun dan berkata sesukanya di media sosial, kata Oakes.
Sebelum ada internet, perselingkuhan sulit dideteksi kecuali direkam dengan sengaja. Namun, Twitter, Facebook dan MySpace membuat informasi pribadi apapun menjadi konsumsi publik.
Ini seperti drama kehidupan, ujar Oakes
http://blog.indojunkers.com
0 komentar:
Post a Comment